A. Telaah Filsafat Sains yang
Lebih Dominan
Filsafat sains adalah bidang sains yang
mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari sains, yang
termasuk di dalamnya antara lain adalah sains alam dan sains sosial. Di sini,
filsafat sains sangat berkaitan erat dengan epistemologi dan ontologi. Dilihat
dari perkembangannya mulai zaman Yunani, zaman abad pertengahan, zaman
Renaisans, dan zaman modern, sains telah mengalami banyak perkembangan dan
perubahan. Hal ini bertujuan agar kita dapat memahami arti dan makna filsafat
sains dari pemikiran yang resesif hingga pemikiran-pemikiran yang dominan dalam
perkembangannya.
1. Perkembangan Sains Zaman
Yunani (600 SM – 322 SM)
Pada zaman yunani kuno terdapat 3 masa
perkembangan yaitu masa awal, masa kaum sofis serta masa keemasan. Pada masa
awal ini, filsafat hanya membahas tentang alam dan kejadian alamiah terutama
dalam hubungannya dalam perubahan-perubahan yang terjadi. Namun mereka yakin
bahwa perubahan-perubahan ini terdapat suatu unsur yang menentukan, tapi mereka
punya perbedaan pendapat tentang perbedaan unsur-unsur tersebut. Pada zaman
ini, filsuf yang paling mendominasi adalah Phytagoras. Pemikiran Phytaghoras
berbeda dengan filosof pada masanya kecuali Anaximandros dalam memahami unsur
tersebut. Menurutnya unsur tersebut tidak dapat ditentukan dengan pengenalan
indrawi, melainkan dapat diterangkan dengan perbandingan dasar antar bilangan,
karena Phytaghoras terkenal sebagai pengembang ilmu pasti dengan dalil
terkenalnya yaitu “dalil
Phytaghoras”.
2. Perkembangan Sains Zaman Abad
Pertengahan (6 M-14 M)
Zaman ini disebut dengan zaman kegelapan (The
Dark Ages). Zaman ini ditandai dengan tampilnya pada Theolog di lapangan ilmu
pengetahuan. Sehingga para ilmuwan yang ada pada zaman ini hampir semua adalah
para Theolog. Begitu pula dengan aktifitas keilmuan yang mereka lakukan harus
berdasar atau mendukung kepada agama. Ataupun dengan kata lain aktivitas ilmiah
terkait erat dengan aktivitas keagamaan. Pada abad ini, filsuf yang mendominasi
adalah Augustinus. Sejak mudanya ia telah mempelajari bermacam-macam aliran
filsafat, antara lain Plantoniasme dan Skeptisisme. Ia telah diakui
keberhasilannya dalam membentuk filsafat Kristen yang berpengaruh besar dalam
filsafat abad pertengahan sehingga ia dijuluki sebagai guru skolistik yang
sejati. Ia seorang tokoh besar di bidang teologi dan filsafat.
Setelah mempelajari aliran Skeptisisme, ia
kemudia tidak menyetujui atau menyukainya, karena di dalamnya terdapat
pertentangan batiniah. Orang dapat meragukan segalanya, tetapi orang tidak
dapat meragukan bahwa ia ragu-ragu. Seseoran yang ragu-ragu sebenarnya ia
berfikir dan seseorang yang berfikir sesungguhnya ia berada (eksis). Menurut
pendapatnya, daya pemikiran manusia dan batasnya, tetapi pikiran manusia dapat
mencapai kebenaran dan kepastian yang tidak ada batasnya, yang bersifat kekal
abadi. Artinya, akal pikiran manusia dapat berhubungan dengan sesuatu kekayaan
yang lebih tinggi.
Akhirnya, ajaran Augustinus berhasil menguasai
sepuluh abad dan mempengaruhi pemikiran Eropa. Perlu diperhatikan bahwa para
pemikir Patristik itu sebagai pelopor pemikiran skolastik. Mengapa ajaran
Augustinus sebagai akal dari skolastik dapat mendominan hampir sepuluh abad?
Karena ajarannya lebih bersifat sebagai metode daripada suatu sistem sehingga
ajarannya mampu meresap sampai masa skolistik.
3. Perkembangan Sains Zaman
Renaisans (Abad 17 M)
Ciri utama renaisans
adalah individualisme, humanisme, lepas dari agama. Manusia sudah mengandalkan
akal (rasio) dan pengalaman (empiris) dalam merumuskan pengetahuan yang
berkembang pada sains waktu itu, dan penemuan-penemuan dari hasil pengembangan
sains yang kemudian berimplikasi pada semakin ditinggalkannya agama karena
semangat humanisme. Fenomena tersebut cukup tampak pada abad modern.
Kebudayaan
Yunani-Romawi adalah kebudayaan yang menempatkan manusia sebagai subjek utama.
Filsafat Yunani, misalnya menampilkan manusia sebagai makhluk yang berpikir
terus-menerus memahami lingkungan alamnya dan juga menentukan prinsip-prinsip
bagi tindakannya sendiri demi mencapai kebahagiaan hidup. Tokoh yang paling
mendominasi pada jaman ini adalah Johannes Keppler. Pada tahun 1609, Keppler
menerbitkan buku New Astronomy (Astronmi Baru), yang diakui sebagai buku
astronomi modern yang pertama dan salah satu buku terpenting yang pernah
ditulis tentang subjek itu. Mahakarya ini memuat dua hukum Kepler yang pertama
tentang gerakan planet. Hukumnya yang ketiga diterbitkan dalam buku Harmonies
of the World (Keharmonisan Dunia) pada tahun 1619, sewaktu ia tinggal di Linz,
Austria. Tiga hukum ini mendefinisikan dasar-dasar gerakan planet: bentuk orbit
planet yang mengitari matahari, kecepatan gerakan planet, dan hubungan antara
jarak sebuah planet dari matahari dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
satu putaran.
Bagaimana reaksi
para astronom rekan-rekan Keppler? Mereka tidak memahami betapa pentingnya
hukum Keppler itu. Bahkan ada yang sama sekali tidak percaya. Mungkin mereka
tidak dapat sepenuhnya dipersalahkan. Keppler telah menyelubungi karyanya
dengan suatu prosa Latin yang sulit dipahami laksana lapisan awan tebal yang
menyelubungi Venus yang nyaris tak tertembus. Tetapi, seraya waktu berlalu,
hukum-hukum Keppler akhirnya diakui. Kira-kira 70 tahun kemudian, Isaac Newton
menggunakan karya Keppler sebagai dasar untuk hukumnya tentang gerakan dan
gravitasi. Dewasa ini, Keppler diakui sebagai salah satu ilmuwan terbesar
sepanjang masa—tokoh yang turut menyeret astronomi keluar dari Abad Pertengahan
ke zaman modern.
4. Perkembangan Sains Zaman
Sains Modern (Abad 17 M-Sekarang)
Proses penemuan
pengetahuan pada zaman Sains Modern adalah kombinasi antara pemikiran empiris
dan rasionalis yang terikat oleh hubungan logis yang kemudian dari kedua itu
berkembang menjadi metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan cara memeroleh
pengetahuan yang telah tersusun secara sistematis.
Dari tinjauan di
atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan filsafat sains yang lebih dominan
adalah pada zaman modern. Pada zaman ini, lahirlah aliran rasionalisme,
empirisme, dan idealisme. Aliran
rasionalisme mengajarkan bahwa akal itulah alat terpenting dalam memeroleh dan
menguji pengetahuan. Yang kedua adalah
empirisme. Untuk memahami inti filsafat empirisme perlu memahami dulu dua ciri pokok empirisme, yaitu mengenai teori
makna dan teori tentang pengetahuan. Teori makna pada aliran empirisme biasanya dinyatakan
sebagai teori tentang asal pengetahuan, yaitu asal-usul idea atau konsep, dan
aliran yang ketiga adalah aliran Kriticsme. Pendirian aliran Rasionalisme dan Empirisme sangat bertolak
belakang. Rasionalisme berpendirian
bahwa rasiolah sumber pengenalan atau pengetahuan, sedang Empirisme sebaliknya
berpendirian bahwa pengalamanlah yang menjadi sumber tersebut.
Aliran ini mencoba
untuk memadukan perbedaan pendapat kedua aliran tersebut dengan tokohnya
adalah Immanuel Kant (1724-1804). Ia mencoba
mengembangkan suatu sintesis atas dua pendekatan yang bertentangan ini.
Kant berpendapat bahwa masing-masing pendekatan benar separuh, dan salah
separuh. Benarlah bahwa pengetahuan kita tentang dunia berasal dari
indera kita, namun dalam akal kita ada faktor-faktor yang menentukan bagaimana
kita memandang dunia sekitar kita. Ada kondisi-kondisi tertentu dalam
manusia yang ikut menentukan konsepsi manusia tentang dunia.
B. Proses / Metode Dalam Penemuan
Pengetahuan
Akal merupakan hal yang membedakan antara manusia
dengan makhluk lainnya. Dengan akal manusia dapat berpikir segala apa yang
dilihatnya dan diserapnya. Proses berpikir ini pada akhirnya sampai pada sebuah
kesimpulan yang berupa pengetahuan. Ilmu muncul dari adanya pengetahuan, namun
tidak setiap pengtahuan itu berbuah ilmu. Menurut Abbas H.M. (1980: 13),
pengetahuan terbagi menjadi tiga jenis:
·
Pengetahuan
prailmiah atau pengetahuan biasa (ordinary
knowledge); yaitu suatu pengetahuan yang muncul karena kegiatan akal sehat
manusia dalam menanggapi apa yang ada dihadapan kesadarannya.
·
Pengetahuan
ilmiah atau ilmu (scientific knowledge);
yaitu lebih sempurna dari pengetahuan biasa karena mempunyai syarat-syarat
tertentu dengan cara berpikir yang khas, yakni dengan metode ilmiah.
·
Pengetahuan
filsafat (philosophical knowledge);
yaittu pengetahuan yang isinya hal-hal yang bersifat dasariah, hakiki dari
objek yang dipikirkan.
Ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui
proses tertentu yang dinamakan metode keilmuan. Pembeda anatara ilmu dan
pengetahuan biasa adalah metode. Sedangkan pembeda antara ilmu atau pengetahuan
biasa dengan filsafat, selain metode, juga dilihat dari sifat pokok kajian atau
isinya.
Dari keempat zaman tersebut,
masing-masing memiliki metode tersendiri dalam penemuan pengetahuan.
1.
Perkembangan Sains Zaman Yunani (600 SM
– 322 SM)
Pada tahap awal
kelahirannya, filsafat menampakkan diri sebagai suatu bentuk mitologi,
serta dongeng-dongeng yang dipercayai oleh Bangsa Yunani, baru sesudah Thales
(624-548 S.M) mengemukakan pertanyaan aneh pada waktu itu, filsafat berubah
menjadi suatu bentuk pemikiran rasional (logos).
Pada zaman ini
filsafat sains ditemukan dari unsur ketidaksengajaan berdasarkan keingintahuan
yang menciptakan pengetahuan tetapi tidak melalui metode ilmiah atau tanpa
penelitian apapun. Akhirnya, pengetahuan tersebut dikembangkan lagi oleh
filsuf-filsuf yang hidup pada zaman tersebut.
Contoh : Dikemukakannya
teori Hilemorfisme (Hyle = Materi, Morphe = bentuk) oleh Aristoteles. Menurut
teori ini, setiap benda jasmani memiliki dua hal yaitu bentuk dan
materi, sebagai contoh, sebuah patung pasti memiliki dua hal yaitu materi atau
bahan baku patung misalnya kayu atau batu, dan bentuk misalnya bentuk kuda atau
bentuk manusia, keduanya tidak mungkin lepas satu sama lain, contoh tersebut
hanyalah untuk memudahkan pemahaman, sebab dalam pandangan Aristoteles materi
dan bentuk itu merupakan prinsip-prinsip metafisika untuk memperkukuh
dimungkinkannya Ilmu pengetahuan atas dasar bentuk dalam setiap benda konkrit.
Teori hilemorfisme juga menjadi dasar bagi pandangannya tentang manusia,
manusia terdiri dari materi dan bentuk, bentuk adalah jiwa, dan karena bentuk
tidak pernah lepas dari materi, maka konsekwensinya adalah bahwa apabila
manusia mati, jiwanya (bentuk) juga akan hancur.
Adapun salah satu
bentuk pengetahuan pada zaman ini adalah teori Aristoteles. Aristoteles adalah
seorang filosuf yang berhasil menemukan pemecahan persoalan-persoalan besar
filsafat yang dipersatukannya dalam satu system; yaitu logika, matematika,
fisika dan metafisika. Logika Aristoteles berdasarkan pada analisis bahasa yang
disebut silogisme. Pada dasarnya silogisme terdiri dari tiga premis: yakni
premis mayor, premis minor dan konklusi.
- Semua manusia akan mati (premis mayor)
- Aristoteles seorang manusia (premis minor)
- Aristoteles akan mati (konklusi)
Logika Aristoteles ini juga
disebut dengan logika deduktif yang mengukur valid atau tidaknya sebuah
pemikiran. Dalam bidang fisika, Aristoteles membagi gerak pada dua macam, yaitu
gerak aksidental dan gerak substansial.
Aristoteles yang
pertama kali membagi filsafat pada dua hal yang teoritis dan praktis. Yang
teoritis mencakup logika, metafisika dan fisika. Sedangkan yang praktis
mencakup etika, ekonomi dan politik. Pembagian ilmu inilah yang menjadi pedoman
juga bagi klasifikasi ilmu dikemudian hari. Aristoteles dianggap sebagai bapak
ilmu karena dia mampu meletakkan dasar-dasar dan metode ilmiah secara
sistematis.
2. Perkembangan Sains Zaman Abad Pertengahan (6 M-14 M)
Abad Pertengahan
adalah abad ketika alam pikiran dikungkung oleh Gereja. Dalam keadaan seperti
itu kebebasan pemikiran amat dibatasi, sehingga perkembangan sains sulit
terjadi, demikian pula filsafat tidak berkembang, bahkan dapat dikatakan bahwa
manusia tidak mampu menemukan dirinya sendiri. Oleh karena itu, orang mulai
mencari alternatif. Dalam perenungan mencari alternatif itulah orang teringat pada suatu zaman ketika
peradaban begitu bebas dan maju, pemikiran tidak dikungkung, sehingga sains
berkembang, yaitu zaman Yunani kuno. Pada zaman Yunani kuno tersebut orang
melihat kemajuan kemanusiaan telah terjadi. Kondisi seperti itulah yang hendak
dihidupkan kembali.
Secara garis besar
filsafat abad pertengahan ini dapat dibagi menjadi dua periode yaitu: periode
Scholastik Islam dan periode Scholastik Kristen.
1. Scholastik
Islam
Para Scholastic
Islamlah yang pertama mengenalkan filsafatnya Aristoteles diantaranya adalah
Ibnu Rusyd, ia mengenalkan kepada orang-orang barat yang belum mengenal
filsafat Aristoteles.
Para ahli fikir
Islam (Scholastik Islam) yaitu Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Gazali, Ibnu
Rusyd dll.Mereka itulah yang memberi sumbagan sangat besar bagi para filosof
eropa yang menganggap bahwa filsafat Aristoteles, Plato, dan Al-Quran adalah
benar.Namun dalam kenyataannya bangsa eropa tidak mengakui atas peranan ahli
fikir Islam yang mengantarkam kemoderenan bangsa barat.
2. Scholastik
Kristen
Pada masa ini kekuasaan
agama masih begitu berpengaruh terhadap perkembangan kehidupan filasafat,
khususnya di kawasan Eropa. Adanya tren perbudakan membuat para pemikir ahli
terbatas hanya dari kaum agamis yang berada di gereja saja, karena mereka yang
diluar gereja terlalu disibukkan dengan urusan melayani orang lain, daripada
memikirkan hal- hal yang tidak mengenyangkan seperti filsafat.
Pada masa ini
perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan sangat buruk. Karena pihak gereja
membatasi dan melarang para filosof dalam berfikir, sehingga ilmu pengetahuan
dan filsafat tidak berkembang.
Pada abad pertengahan, muncul
para pakar-pakar cendikiawan muslim seperti Ibnu Sina yang terkenal dengan
bukunya Qanun Fi Attib (the Canon), yang disebut-sebut sebagai inspirator utama
kebangkitan ilmu pengetahuan barat dalam ilmu kedokteran. Kemudian, Islam juga
mengenal Penemu Gaya Gravitasi Al-Biruni, Bapak Sosiologi Politik Ibnu Khaldun,
Jabir ibnu Hayyan sebagai penemu Ilmu Kimia, Ibnu Majid penemu Kompas dan
Navigator. Al-Khawarizmi (bapak aljabar dan geografi), Abu Al-Zahrawi (bapak
bedah, penemu hemofilia), Ibnu Haitham (penemu teknik fotografi, optik dan
energi solar), Ibnu Rusyd (perintis ilmu jaringan tubuh), Ibnu Nafis (penemu
peredaran darah paru-paru), dan lain-lain.
3. Perkembangan Sains Zaman Renaisans (Abad 17 M)
Penemuan
ilmu pengetahuan dan sains pada zaman Renaisans
ditemukan dengan berbagai metode, yaitu :
a.
Pengamatan
dan pengalaman manusia yang terus menerus ;
b.
Pengumpulan
data yang dilakukan terus menerus secara sistematis ;
c.
Analisis
data;
d.
Penyusunan model-model atau teori-teori;
e.
Percobaan
– percobaan.
Adapun beberapa ilmuwan yang berperan dalam penemuan pengetahuan pada
masa ini adalah :
a.
Roger Bacon
Beliau berpendapat bahwa pengalaman (empiris) menjadi landasan utama
bagi awal dan ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuan. Matematika merupakan
syarat mutlak untuk mengolah semua pengetahuan.
b.
Copernicus
Beliau mengatakan bahwa bumi dan planet semuanya mengelilingi matahari,
sehingga matahari menjadi pusat (heliosentrisme). Pendapat ini berlawanan
dengan pendapat umum yang berasal dari Hipparchus dan Ptolomeus yang menganggap
bahwa bumi sebagai pusat alam semesta (geosentrisme).
c.
Johannes Keppler
Beliau
menemukan tiga buah hukum yang melengkapi penyelidikan Tycho Brahe sebelumnya,
yaitu:
1) Bahwa gerak benda angkasa itu ternyata
bukan bergerak mengikuti lintasan circle, namun gerak itu mengikuti lintasan
elips. Orbit semua planet berbentuk elips.
2) Dalam waktu yang sama, garis penghubung antara
planet dan matahari selalu melintasi bidang yang luasnya sama.
3) Dalam perhitungan matematika terbukti
bahwa bila jarak rata-rata dua planet A dan B dengan matahari adalah X dan Y,
sedangkan waktu untuk melintasi orbit masing-masing adalah P dan Q, maka P2 :
Q2 = X3 : Y3.
d.
Galileo Galilei
Beliau membuat sebuah teropong bintang yang terbesar pada masa itu dan
mengamati beberapa peristiwa angkasa secara langsung. Ia menemukan beberapa
peristiwa penting dalam bidang Astronomi. Ia melihat bahwa planet Venus dan
Mercurius menunjukkan perubahan-perubahan seperti halnya bulan, sehingga ia
menyimpulkan bahwa planet-planet tidaklah memancarkan cahaya sendiri, melainkan
hanya memantulkan cahaya dari matahari.
4. Perkembangan Sains Zaman Sains
Modern (Abad 17 M-Sekarang)
Adanya kolaborasi
antara rasionalisme dan empirisme yang dapat menghasilkan pemikiran berdasarkan
metode ilmiah. Aliran rasionalisme menyatakan bahwa sumber pengetahuan yang
mencukupi dan dapat dipercaya adalah rasio, hanya pengetahuan yang diperoleh
akalah yang memenuhi syarat untuk dijadikan sumber pengetahuan. Pengalaman
inderawi selalu diragukan, selalu berubah dan tidak pasti. Sedangkan empirisme
menyatakan bahwa pengalamanlah yang menjadi sumber ilmu pengetahuan baik
pengalaman batiniah maupun lahiriah. Akal hanyalah mengolah bahan-bahan
pengalaman yang diperoleh inderawi. Karena tidak ada satupun ada dalam
pemikiran yang tidak terlebih dahulu terdapat pada data-data inderawi.
Contohnya, kita tidak akan mengetahui bahwa api itu panas jika kita sendiri
belum mencoba dan membuktikannya bahwa api itu panas. Oleh akal lalu
disimpilkan bahwa api itu panas. Lalu munculah pengetahuan baru berdasarkan
pengalaman. Metode yang digunakan adalah induktif.
Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam
bidang ilmiah. Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern sesungguhnya
sudah di rintis sejak zaman Renaissance. Tokoh yang terkenal sebagai bapak
filsafat modern adalah Rene Descartes. Rene Descartes juga sebagai ilmu pasti.
Penemuannya dalam ilmu pasti adalah system koordinat yang terdiri atas dua
garis lurus X Dan Y dalam bidang datar. Isaac Newton dengan temuannya teori
grafitasi. Charles Darwin dengan
teorinya struggle for live
(Perjuangan untuk hidup). J.J Thompson dengan temuannya electron. Berikut
penjelasan sekilas dari filsuf-filsuf tersebut.
1.
Rene Descartes
Dia juga dikenal
sebagai Renatus Cartesius. Ia adalah seorang filsuf dan matematikawan Perancis.
Karyanya yang terpenting ialah Discours de la méthode (1637) dan Meditationes
de prima Philosophia (1641). Descartes, kadang dipanggil “Penemu Filsafat
Modern” dan “Bapak Matematika Modern”. Pemikirannya membuat sebuah revolusi
falsafi di Eropa karena pendapatnya yang revolusioner bahwa semuanya tidak ada
yang pasti, kecuali kenyataan bahwa seseorang bisa berpikir. Hasil pemikirannya
berupa konsep “Aku berpikir maka aku ada (I think, therefore I am). Meski
paling dikenal karena karya-karya filosofinya, dia juga telah terkenal sebagai
pencipta sistem koordinat Kartesius, yang mempengaruhi perkembangan kalkulus
modern.
2.
Isaac Newton
Berperan dalam ilmu
pengetahuan modern terutama penemuannya dalam tiga bidang, yaitu teori
Gravitasi, perhitungan Calculus, Dan Optika. Ketiga bidang tersebut dapat di
uraikan secara singkat adalah sebagai berikut.
a. Teori gravitasi adalah perbincangan
lanjutan mengenai soal pergerakan yang telah di rintis oleh Galileo Dan Kepper.
Galileo mempelajari pergerakan dengan lintasan lurus. Kepper mempelajari
pergerakan lintasan tertutup atau elips. Berdasarkan perhitungan yang di ajukan
oleh keppler menunjukkan bahwa tentu ada factor penyebab mengapa planet tidak
mengikuti pergerakan dengan lintasan lurus. Dugaan sementara penyebab
ditimbulkan oleh matahari yang menarik bumi atau antara matahari dengan bumi
ada gaya saling tarik menarik. Persoalan
itu menjadi obsesi Newton, namun ia menghadapi berbagai kesukaran. Perhitungan
besarnya bumi Dan matahari belum di ketahui, Dan Newton belum mengetahui bahwa
pengaruh benda pada benda yang lain dapat dipandang Dan dihitung dari pusat
titik berat benda-benda tadi. Setelah kedua hal ini di ketahui oleh Newton,
barulah ia dapat menyusun teori
Gravitasi. Teori gravitasi menerapkan bahwa planet tidak bergerak lurus, namun
mengikuti lintasan elips, karena adanya pengaruh gravitasi, yaitu kekuatan yang
selalu akan timbul jika ada dua benda berdekatan. Teori Gravitasi ini dapat
menerangkan dasar dari semua lintasan planet Dan bulan, pengaruh pasang
surutnya air samudera, Dan peristiwa astronomi lainnya. Teori Gravitasi Newton
ini di pergunakan oleh para ahli berikutnya untuk pembuktian laboratorium Dan
penemuan planet baru di alam semesta.
b. Perhitungan Calculus, yaitu hubungan
antara X Dan Y. kalau X bertambah, maka Y akan bertambah pula, tetapi menurut
ketentuan yang tetap atau teratur. Misalnya ada benda bergerak, panjangnya
jarak yang di tempuh tergantung dari kecepatan tiap detik Dan panjangnya waktu
pergerakan. Cara perhitungan Calculus ini banyak manfaatnya untuk menghitung
berbagai hubungan antara dua atau lebih hal yang berubah, bersama dengan
ketentuan yang teratur.
c. Optika atau mengenai cahaya jika cahaya
matahari di lewatkan sebuah prisma, maka cahaya asli yang kelihatannya homogeny
menjadi terbias antara merah sampai ungu, menjadi pelangi. Kemudian kalau
pelangi itu di lewatkan sebuah prisma lainnya yang terbalik, maka pelangi
terkumpul kembali menjadi cahaya homogen. Dengan demikian dapat di buktikan
bahwa cahaya itu sesungguhnya terdiri atas komponen yang terbentang antara
merah Dan ungu.
3.
Charles Darwin
Dikenal sebagai
penganut teori evolusi yang fanatik. Darwin menyatakan bahwa perkembangan yang
terjadi pada makhluk di bumi terjadi karena seleksi alam. Teori yang terkenal
ada struggle for life (perjuangan
untuk hidup). Darwin berpendapat bahwa perjuangan untuk hidup berlaku pada
setiap kumpulan makhluk hidup yang sejenis, karena meskipun sejenis namun tetap
menampilkan kelainan-kelainan kecil. Makhlu hidup yang berkelainan kecil itu
berbeda-beda daya menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan. Makhluk hidup yang
dapat menyesuaikan diri akan memiliki peluang yang lebih besar untuk bertahan
hidup lebih lama, sedangkan yang kurang dapat menyesuaikan diri akan
tersisihkan karena kalah tersaing. Oleh karena itu yang dapat bertahan adalah
yang paling unggul (Survival of the
fittest.
C. Hal-Hal yang Diperdebatkan
Berdasarkan perkembangan filsafat sains dari zaman
yunani hingga zaman modern, terdapat banyak perbedaan pendapat atar
filsuf-filsuf dalam mengemukakan pendapatnya. Perbedaan inilah yang akhirnya
menjadi perdebatan dalam mengungkapkan ilmu pengetahuan. Adapun perdebatan yang
terjadi antar tokoh dari masing-masing zaman adalah sebagai berikut :
1.
Perdebatan Sains Zaman Yunani (600 SM –
322 SM)
Yunani adalah tempat kelahiran ilmu filsafat,
di sana banyak sekali tokoh filosof alias filsuf yang pemikirannya masih tetap
diakui bahkan hingga saat ini. Berikut ini adalah beberapa pendapat tokoh
filosof yang sangat terkenal dari Yunani.
a)
Thales (625-545 SM)
Dengan jala berfikir Thales, ia mendapat
keputusan tentang soal besar yang senantiasa mengikat perhatian; apa asal alam
itu? Apa yang menjadi sebab penghabisan dari segala yang ada?
Berdasarkan pengalamannya sehari-hari
dijadikanlah pikirannya untuk menyusun bangun alam. Sebagai orang pesisir ia
dapat melihat bahwa air laut menjadi sumber hidup. Thales pula kemegahan air
laut yang menjadikan ia takjub. Demikianlah laut meyebarkan bibit seluruh dunia
yang menjadi dasar penghidupan. Pandangan pikirannya menyatukan semua pada air.
b)
Anaximandros (640-547 SM)
Prinsip dasar alam haruslah dari jenis yang
tak terhuitung dan tak terbatas yang oleh dia disebut Apeiron yaitu zat yang
tak terhingga dan tak terbatas dan tidak dapat dirupakan tidak ada persamaannya
dengan apapun.
c)
Anaximenes (585-494 SM)
Menurut Anaximenes prinsip yang merupakan asal
usul segala sesuatu adalah udara. Udara melahirkan semua benda dalam alam
semesta ini karena suatu proses “pemadatan dan pengeceran”, kalau udara semakin
bertambah maka muncullah berturut-turut angin, air, tanah dan akhirnya batu.
Sebaliknya kalau udara itu menjadi encer yang timbul adalah api.
d)
Pythagoras (580-500 SM)
Pemikiran
Phytaghoras berbeda dengan filosof pada masanya kecuali Anaximandros dalam
memahami unsur tersebut. Menurutnya unsur tersebut tidak dapat ditentukan
dengan pengenalan indrawi, melainkan dapat diterangkan dengan perbandingan
dasar antar bilangan, karena Phytaghoras terkenal sebagai pengembang ilmu pasti
dengan dalil terkenalnya yaitu “dalil
Phyitaghoras”.
e)
Heraklitosn (540-480 SM)
Ia memandang bahwa api sebagai analisis yang
asal pandangannya semata-mata tidak terikat pada alam luaran, alam besar,
seperti pandangan filosof-filosof Miletos. Segala kejadian didunia ini serupa
dengan api yang tidak putusnya dengan berganti-ganti memakan dan menghidupi
dirinya sendiri segala permulaan adalah mula dari akhirnya. Segala hidup mula
dari pada matinya. Didunia ini tidak ada yang tetap semuanya mengalir. Tidak
sulit untuk mengerti apa sebab Heraklitos memilih api. Nyala api senantiasa
memakan bahan bakar yang baru dan bahan bakar itu dan berubah menjadi abu dan
asap. Oleh karena itu api cocok sekali untuk melambangkan suatu kesatuan dalam
perubahan.
2. Perdebatan Sains Zaman Abad Pertengahan (6 M-14 M)
Adapun tokoh-tokoh masa pratistik
pada abad ini yang saling berbeda pendapat mengenai filsafat adalah sebagai
berikut :
a) Justinus Martir
Ia berpendapat bahwa
filsafat yang digabung dengan ide-ide keagamaan akan menguntungkan. Esensi dari
pengetahuan ialah pemahaman tentang Tuhan. Semakin banyak kita memikirkan
kesempurnaan Tuhan, semakin bertambah kemampuan intelek kita. Supremasi kristus
tercapai karena ia telah mencapai kebenaran yang utuh.
b) Klemens
Pokok-pokok pikirannya
sebagai berikut:
Memberikan batasan-batasan
terhadap ajaran Kristen untuk mempertahankan diri dari otoritas filsafat
Yunani.
Memerangi ajaran yang anti
terhadap Kristen denan menggunakan filsafat Yunani.
Bagi orang Kristen,
filsafat dapat dipakai untuk membela iman Kristen dan memikrkan secara
mendalam.
c) Tertullianus
Tertullianus melihat
filsafat hanya dimensi praktisnya saja dan ia menerima filsafat sebagai cara
atau metode berpikir untuk memikirkan kebenaran keberadaan Tuhan beserta
sifat-sifatNya.
d) Augustinus
Menurut pendapatnya,
daya pemikiran manusia ada batasnya, tetapi pemikiran manusian dapat mencapai
kebenaran dan kepastian yang tidak ada batasnya, yang bersifat kekal abadi.
Artinya, akal pikir manusia dapat berhubungan denga sesuatu kenyataan yang
lebih tinggi.
Akhirnya, ajaran
Augutinus berhasil menguasai sepuluh abad dan mempengaruhi pemikiran Eropa.
Perlu diperhatikan bahwa para pemikir Pratistik itu sebagai pelopor pemikiran
Skolastik. Mengapa ajaran Augustinus sebagai akar dari Skolastik dapat mendominasi
hampir sepuluh abad? Karena ajarannya lebih bersifat sebagai metode dari pada
suatu system sehingga ajaran-ajarannya mampu meresap sampai masa
skolastik.
3. Perdebatan Sains Zaman Renaisans (Abad 17 M)
·
Perdebatan Copernicus dengan Hipparchus
Copernicus mengatakan bahwa bumi dan planet semuanya mengelilingi
matahari, sehingga matahari menjadi pusat (heliosentrisme). Pendapat ini
berlawanan dengan pendapat umum yang berasal dari Hipparchus dan Ptolomeus yang
menganggap bahwa bumi sebagai pusat alam semesta (geosentrisme).
4. Perdebatan Sains Zaman Sains
Modern (Abad 17 M-Sekarang)
·
Pertentangan
Teori Darwin
Dalam perkembangannya teori evolusi Darwin mendapat
tentangan (terutama dari golongan agama, dan yang menganut paham teori
penciptaan – Universal Creation), dukungan dan pengkayaan-pengkayaan. Jadi,
teori sendiri juga berevolusi sehingga teori evolusi biologis yang sekarang
kita kenal dengan label “Neo Darwinian” dan “Modern Sintesis”, bukanlah murni
seperti yang diusulkan oleh Darwin. Darwin mengajukan 2 teori pokok yaitu
spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies yang hidup sebelumnya, dan
evolusi terjadi melalui seleksi alam. Perkembangan tentang teori evolusi sangat
menarik untuk diikuti. Darwin berpendapat bahwa berdasarkan pola evolusi bersifat
gradual, berdasarkan arah adaptasinya bersifat divergen dan berdasarkan
hasilnya sendiri selalu dimulai terbentuknya varian baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar